Aku, Kepingan Kaca
Ibu, aku sedang hancur Ada yang duduk di pundakku dan ada yang menusuk kepalaku Terkadang ringan, terkadang juga menahanku hingga ke dasar laut Tungkai-tungkai kakiku ingin melangkah ingin pergi jauh ingin terbang tapi susah, borgol itu kencang Sosok itu menahannya dengan wajah dan penampilan yang sama denganku hanya saja ia lebih tak berdaya Ia takut pada semuanya Ia terkurung di balik jeruji, tapi tangannya sanggup menggapai kakiku Ibu, aku kepingan kaca Kamu akan melihatku berdiri di atas bukit itu, tapi jika kamu mengalihkan pandangan sesaat saja, maka kakiku ditelan bumi dan menggelinding ke bawah ke kecuraman bukit yang seperti gunung Kulihat kaki-kaki menanjak naik dengan mudah Ada ranting di tangan mereka ada kayu kokoh ada yang tanganya kosong Ibu, aku masih menatap dari bawah di bawah guyuran hujan garam Bagaimana Bu? Bagaimana ini? Semarang 26 Februari 2025