Hubungan Manis Ayah-Anak dalam Novel Other Half of Me Karya Elsa Puspita

Sumber: Bukukita.com

 

Judul: Other Half of Me

Penulis: Elsa Puspita

Jumlah Halaman: 270 Halaman

Tahun Terbit: 2016

Cetakan ke-: 1, Desember 2016

Penerbit: Bentang Belia (PT Bentang Pustaka)

ISBN: 978-6021383-61-2

 

Seperti yang tertera dalam blurb, Other Hal of Me menawarkan hubungan ayah-anak antara Arkaregha G. dan Bagha Gardapati. Cerita dimulai dengan ketidaksukaan Arkha mengikuti kegiatan parkour karena ulah papanya, tetapi berakhir membawanya menemukan kedamainnya dalam menghadapi masalah-masalah yang bersumber dari statusnya sebagai anak angkat Bagha, di mana pada dasarnya status itu menyimpan rahasia-rahasia di belakang dan mulai terungkap ketika Bagha maju dalam pemilihan calon legislatif.

Arkarega digambarkan sebagai laki-laki tengil yang memiliki wajah menawan dan memanfaatkan wajahnya sebaik mungkin, atau dalam hal ini saya rujukkan pada kegemarannya yang terlalu ‘friendly’ terhadap perempuan. Sebagai seorang protagonis, Arkha adalah respresentasi remaja akhir (19 tahun) yang menikmati kehidupan ‘liar’ awal dewasanya; balap liar dan menikmati perhatian dari perempuan, serta kegemarannya yang lumayan suka tebar pesona.

Ditambah, Bagha Gardapati membebaskan anaknya itu tanpa banyak menuntut, kecuali ia yang memaksa Arkha memasuki klub parkour setelah kecelakan Arkha dengan dalih agar Arkha bisa lebih terkendali. Secara karakter, Other Half of Me berhasil menyuguhkan perwatakan yang kuat. Penggambaran Arkha sebagai laki-laki tengil terasa konsisten dari awal hingga akhir cerita, di samping sisi-sisi seriusnya yang membuatnya terasa lebih manusiawi. Pun karakter Bagha, berhasil ditampilkan sebagai ayah muda berusa 39 tahun yang memiliki gaya pengasuhan santai, bagaikan adik dan kakak yang tak sekaku hubungan ayah-anak Indonesia pada umumnya. Karakter lainnya, Nika, cewek yang Arkha temui di klub parkour yang ia rasa berbeda dari banyak gadis yang pernah ia jumpai, tak hanya menjadi karakter pendukung perempuan yang plain, tetapi juga tak sepenuhnya terasa kuat.

Secara alur, novel ini hadir dengan perlahan, tapi tak terlalu lambat. Penyusunannya juga tak terasa dilebih-lebihkan sehingga saya sebagai pembaca tidak merasa dipaksa duduk untuk melihat drama yang tak pasti kapan selesainya. Malahan, novel ini bisa dikatakan memiliki konflik yang cukup cepat penyelesaiannya, tak terlalu didramatisir. Komunikasi yang dihadirkan untuk menyelesaikan konflik terasa sehat dan ideal. Namun, hal ini juga seperti pengecilan penyelesaian konflik. Permasalahan yang harusnya terasa besar malah jadi “Udah, begitu aja nih?”. Akan tetapi, dapat dipahami jika melihat bagaimana perwatakan Arkha dan Bagha yang dibuat pengarang.

Kalau boleh menambahkan, Elsa Puspita juga cukup solid dalam menyusun alurnya. Beberapa hal seperti karakter Arkha yang dicap sebagai playboy, tapi tetap berperilaku alim (tidak mau merusak cewek), yang mana membuat saya merasa dia adalah playboy nanggung dan cukup klise, dijawab dengan baik di bab-bab selanjutnya mengapa ia punya prinsip seperti itu.

Novel ini juga hadir dalam alur maju-mundur, dengan bagian flashback yang disampikan melalui gaya penulisan italic. Saya adalah tipikal pembaca yang tidak terlalu menikmati adanya flashback, rasa seperti “Kapan ya flasback ini selesai?” kerap kali hadir dalam kemuculan flashback di cerita-cerita yang pernah saya baca. Namun, dalam novel ini, saya malah lebih tertarik dengan bagian flashback, di mana menceritakan masa lalu Bagha yang membawa saya memahami rahasia di balik status Arkha sebagai anak angkat Bagha Gardapati. Dan tentunya twist-twist itu akan pembaca dapatkan di bagian-bagian ini.

Other Half of Me turut menunjukkan bahwa peran ayah adalah sebuah aspek penting dalam tumbuh kembang anak. Ia adalah hal krusial yang memang harus dipilih agar anak-anak dapat tumbuh tanpa kekosongan yang dapat memengaruhi kehidupannya di masa depan. Dinamika hubungan Arkha dan Bagha yang disuguhkan juga turut menyentil realita fatherless di Indonesia yang masih tinggi. Dengan cinta besar yang Bagha berikan pada Arkha, ia dapat merasa cintanya cukup tanpa harus mencari cinta dari luar. Dan walau Arkah tetap slengekan, tetapi dengan hadirnya Bagha yang masih memantau dan memedulikannya, ia tumbuh menjadi laki-laki yang menikmati masa mudanya, tapi tak melupakan tanggung jawab dalam dirinya.

Akhir kata, novel sebanyak 270 halaman ini akan membawamu dalam pasang surut kehidupan Arkha dan juga hubungannya dengan Bagha yang dapat saya katakana cukup manis.

 



Ayunda Riska Septiana

 

 

Komentar

Postingan Populer